Catur Dan Cerita Malam, Saat Strategi Bertemu Semangat Dan Persaudaraan

Langkah bidak catur terdengar bersahutan di Pujasera Jabal Asri, Kaliwungu, Kendal. Di bawah cahaya lampu cerita malam yang temaram, 60 pecatur dari berbagai kalangan duduk berhadapan, menatap papan dengan serius, merangkai strategi demi satu tujuan: menjadikan Kendal sebagai lumbung pecatur andal. Di setiap langkah, terpancar semangat, ketenangan, dan kebersamaan yang menyatukan mereka dalam satu cerita malam penuh makna.
Turnamen yang digelar pada Sabtu (18/10/2025) malam itu, menjadi ajang unjuk kemampuan sekaligus memperkuat semangat persaudaraan antarpecatur. Lebih dari sekadar kompetisi, kegiatan ini menghadirkan suasana akrab dan hangat di antara peserta. Di balik setiap langkah bidak, tersimpan harapan besar bagi masa depan catur Kendal — bahwa dari tempat sederhana, bisa lahir semangat besar untuk mengukir prestasi.
Aura kompetisi dan persahabatan terasa menyelimuti Aula Gedung Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah, Bumi Jabal, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal. Tepuk tangan penonton sesekali terdengar, memberi semangat kepada para pecatur yang tengah beradu strategi di atas papan catur.
Tepat sehari menjelang hari jadi ke-6 Pujasera Jabal Asri — salah satu unit usaha kuliner milik Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah yang berdiri sejak 19 Oktober 2019 — turnamen bertajuk 6th Anniversary Chess Tournament Pujasera Jabal Asri resmi digelar. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen yayasan dalam mendukung aktivitas positif masyarakat sekaligus mempererat silaturahmi antarwarga dan komunitas olahraga otak di Kendal.
Turnamen tersebut bukan sekadar perayaan ulang tahun, melainkan ajang serius yang mempertemukan 30 pecatur terbaik dari tiga kecamatan, yakni Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, dan Brangsong. Para peserta beradu strategi, ketenangan, dan daya juang untuk merebut posisi terbaik di setiap babak pertandingan.
Menariknya, turnamen ini menggunakan Sistem Swiss FIDE terbaru tahun 2023 — sistem pertandingan berstandar internasional yang biasa digunakan dalam kejuaraan resmi. Penerapan sistem tersebut menunjukkan ambisi besar penyelenggara untuk melahirkan pecatur-pecatur tangguh yang siap bersaing di level lebih tinggi.
Ketua Persatuan Catur Kaliwungu (Percaka) sekaligus Ketua Penyelenggara, Totok Sutriyanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian turnamen yang telah digelar sejak Agustus 2025. “Ajang ini adalah bentuk konsistensi kami dalam pembinaan olahraga catur. Kami ingin mencari tiga terbaik — Juara 1, 2, dan 3 — yang berhak atas penghargaan dan uang pembinaan,” ujarnya.
Setelah melewati lima babak pertandingan yang berlangsung hingga jelang tengah malam, akhirnya terpilih para juara: Juara 1 diraih Sodikun dari Mororejo, Kaliwungu; Juara 2 Sunarto asal Magelung, Kaliwungu Selatan; dan Juara 3 Alex Khodirin, tuan rumah dari Protomulyo. “Kami berharap turnamen ini menjadi kawah candradimuka untuk melahirkan bibit-bibit pecatur potensial dan profesional. Semoga olahraga catur semakin diminati di tengah masyarakat, khususnya generasi muda di era digital ini,” tutup Totok penuh harap.(*)