Wakapolri Tekankan Perubahan Fundamental Polri Lewat Transformasi Sdm Dan Mapping Permasalahan

Wakapolri Tekankan Perubahan Fundamental Polri Lewat Transformasi Sdm
03-Oct-2025 | sorotnuswantoro Jakarta

Jakarta – Wakapolri Komjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., MM menekankan pentingnya langkah perubahan fundamental dalam tubuh Polri untuk menjawab tantangan zaman dan harapan masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan evaluasi dan forum pembelajaran transformasi Polri bersama para pakar, Kamis (2/10/2025).

Dalam arahannya, Wakapolri menekankan bahwa perubahan institusi harus berawal dari individu yang ada di dalamnya, terutama melalui penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

> “Organisasi tidak bisa berubah dengan sendirinya. Yang berubah adalah orang-orang di dalamnya. Oleh karena itu, transformasi Polri harus dimulai dari anggota, dari SDM yang memiliki kompetensi, integritas, dan hati nurani,” tegas Komjen Pol. Dedi Prasetyo.

Wakapolri juga menyoroti hasil pemetaan awal yang menunjukkan masih adanya masalah penempatan personel di berbagai tingkat organisasi.

> "Kita harus memastikan orang yang tepat di tempat yang tepat. Fakta menunjukkan ada 74 persen penempatan yang belum sesuai. Ini yang akan kita perbaiki dengan percepatan melalui digitalisasi dan sistem pelatihan yang lebih terukur," ungkapnya.

Menurutnya, sejumlah peristiwa pada Agustus hingga awal September menjadi pembelajaran berharga sekaligus momentum perubahan besar bagi Polri. Oleh karena itu, meluangkan waktu bersama tim pakar akan melakukan pemetaan menyeluruh mulai dari tingkat Polsek, Polres, Polda, hingga Mabes Polri.

> “Kami bersama para pakar akan memetakan akar permasalahan mendasar di tubuh Polri. Setelah itu akan disusun langkah-langkah konkret, mulai dari jangka pendek satu bulan, hingga strategi jangka panjang satu tahun ke depan,” jelas Dedi.

Wakapolri menekankan pentingnya transformasi 4K sebagai DNA perubahan, yakni: kurikulum berbasis moral, kaderisasi berbasis talenta, kemampuan keterjalinan emosional, dan kemampuan komunikasi. Empat aspek ini diyakini akan menjadi fondasi Polri yang lebih modern, humanis, dan dipercaya masyarakat.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat untuk melihat proses perubahan Polri secara positif.

> “Setiap tekanan harus kita jawab dengan energi balik yang positif, menjadi momentum perubahan. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat, karena tanpa Polri yang baik, Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai,” pungkas Wakapolri.

Tags